Foto
Kamis, 30 September 2021 - 10:47 WIB

Garam Unik dari Grobogan, Begini Proses Produksi Garam Jono

Newswire  /  Burhan Aris Nugraha  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani menuangkan air ke klakah atau bilah bambu saat proses produksi garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). (Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, GROBOGAN — Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, menjadi sentra produksi garam yang terbuat dari air sumur di tengah ladang dan lokasinya berjarak seratusan kilometer dari laut.

Produksi garam yang unik dan langka karena bahan bakunya berasal dari air yang didapat dari sumur sekitar dan memiliki rasa yang khas dan lebih gurih bila dibandingkan dengan garam laut. Produksi garam di Desa Jono sudah beroperasi sejak masa penjajahan Belanda dan dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram.

Advertisement

 

Petani menuangkan air ke klakah atau bilah bambu saat proses produksi garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). (Antara/Yusuf Nugroho)

 

Petani mengeruk garam dari  bilah bambu saat panen garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, (Antara/Yusuf Nugroho)

 

Advertisement
Petani menuangkan air yang diambil dari sumur disekitar area produksi garam saat proses produksi garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan.  (Antara/Yusuf Nugroho)

 

Produksi garam yang unik dan langka karena bahan bakunya berasal dari air yang didapat dari sumur sekitar dan memiliki rasa yang lebih gurih bila dibandingkan dengan garam laut itu sudah beroperasi pada masa penjajahan Belanda dan dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram. (Detik.com)

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif