Solopos.com, BOYOLALI — Warga mengambil air pada bak terpal saat distribusi air bersih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali di Guwo, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (24/8/2023).

PromosiEra Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Warga menuturkan selama tiga bulan kesulitan air bersih untuk kebutuhan hidup saat musim kemarau ini sehingga sangat tergantung pada bantuan distribusi air bersih lantaran sudah tidak ada sumber air yang dapat digunakan.

Sementara itu, kekeringan dan krisis air bersih akibat kemarau dan fenomena El Nino di Boyolali meluas jadi lima kecamatan menjelang akhir Agustus 2023 ini. Kelima kecamatan tersebut yaitu Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Tamansari, dan Juwangi.

Pemerintah Kabupaten Boyolali telah mengirimkan bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan sebanyak 124 tangki..

Data dari BPBD Boyolali merinci, permintaan bantuan air bersih terbanyak dari Kecamatan Tamansari 36 tangki dengan 197.000 liter, disusul Kecamatan Wonosamodro mencapai 34 tangki atau 186.000 liter air.

Warga membawa jeriken berisi air saat distribusi air bersih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali di Guwo, Wonosegoro, Boyolali, Kamis (24/8/2023). (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

 

 kekeringan dan krisis air bersih akibat kemarau dan fenomena El Nino di Boyolali meluas jadi lima kecamatan menjelang akhir Agustus 2023 ini. (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi