Foto
Rabu, 24 November 2021 - 18:06 WIB

Melihat Proses Pewarnaan Kain Batik dengan Tanah Liat di Bayat Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Burhan Aris Nugraha  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kain batik hasil pewarnaan alami dipamerkan saat pelatihan di SMKN 1 Rota Bayat, Rabu (24/11/2021). (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Kecamatan Bayat selama ini dikenal sebagai salah satu sentra perajin batik pewarna alam di Klaten. Tak hanya dari tanaman, bahan baku pewarna alam ternyata bisa dihasilkan dari tanah liat.

Hal itu yang dibuktikan tim terdiri dari perajin, penggerak UKM, kelompok pemuda, hingga akademisi yang berkolaborasi dengan Kemendikbud. Hasil dari kolaborasi itu mampu menghasilkan kain batik dengan pewarna dari tanah liat.

Advertisement

 

Perajin batik mencuci kain yang telah direndam pada bahan pewarna alam menggunakan tanah liat saat digelar bimbingan teknis bidang tradisi pewarna alam yang digelar Kemendikbud di SMKN 1 Rota Bayat, Rabu (24/11/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

 

Perajin membuat motif batik saat pelatihan pewarnaan kain di SMKN 1 Rota Bayat, Rabu (24/11/2021). (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

 

Advertisement

Hasil pengembangan itu lantas diajarkan pada bimbingan teknis bidang tradisi pewarna alam kepada 50 peserta di SMKN 1 Rota Bayat.

Tanah liat dikolaborasikan dengan tanaman mampu menghasilkan beragam warna kain batik yang kalem dan eksotis. Tak hanya itu, kain batik pewarna tanah digadang-gadang memiliki nilai tinggi. Sepotong kain batik pewarna alami tanah liat bisa laku hingga Rp1 juta bahkan lebih.

 

Advertisement
Pelajar berlatih membikin batik tulis yang bakal menggunakan pewarna alam dari bahan baku tanaman dan tanah liat di SMKN 1 Rota Bayat, Rabu (24/11/2021). (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

 

Perajin merebus kain pada proses pewarnaan kain batik menggunakan tanah liat di SMKN 1 Rota Bayat, Rabu (24/11/2021). (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif