Ormas Gafatar yang dibubarkan Agustus 2015 kini heboh.

PromosiMudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Warga menyimak kembali tabloid Gafatar terbitan 2014 di Jombang, Rabu (13/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Warga menyimak kembali tabloid Gafatar terbitan 2014 di Jombang, Rabu (13/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Heboh warga terkait organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) membuat tabloid Gafatar terbitan 2014 kembali disimak Jombang, Rabu (13/1/2015). Gafatar memang tak lagi menerbitkan tabloid setelah dibubarkan atas inisiatif sendiri, Agustus 2015 lalu. Heboh itu dipicu seruan Majelis Ulama Indonesia yang berkeyakinan bahwa ormas Gafatar tak lain adalah Negara Karunia Semesta Alam (NKSA), nama baru dari Al-Qiyadah Al-Islamiyyah dan Komunitas Millah Abraham (Komar). Sekte itu diganti nama setelah pimpinan religious mereka, Ahmad Moshaddeq, dinyatakan bersalah dan dihukum hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 23 April 2008 dengan penjara selama empat tahun. MUI Jombang menyebutkan beberapa lokasi yang digunakan Gafatar atau organisasi sejenis sebagai basis, diantaranya Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Denanyar dan Plandi.

 

BACA JUGA :
Gafatar Dibubarkan Atas Inisiatif Sendiri
Begini Kata Mantan Aktivis Gafatar Jatim soal Orang Hilang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi