Foto
Sabtu, 23 Mei 2009 - 17:26 WIB

PAL bukan intervensi pemerintah dalam pembinaan olahraga

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya–Penyelenggaraan Program Atlet Andalan (PAL) yang digagas Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, bukan bentuk intervensi pemerintah dalam pembinaan olahraga dan tidak melanggar undang-undang.

Hal itu ditegaskan Komandan PAL, Achmad Sutjipto, saat berbicara pada Rapat Kerja Nasional Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) di Surabaya, Sabtu (23/5).

Advertisement

“Kalau ada yang bilang PAL melanggar undang-undang, itu salah. Pemerintah juga tidak melakukan intervensi dalam pembinaan olahraga, karena pelaksanaan PAL diserahkan cabang olahraga masing-masing, pemerintah hanya memfasilitasi,” katanya.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) ini, merasa perlu meluruskan anggapan-anggapan negatif yang masih muncul di kalangan insan olahraga di Tanah Air soal keberadaan PAL.

Advertisement

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) ini, merasa perlu meluruskan anggapan-anggapan negatif yang masih muncul di kalangan insan olahraga di Tanah Air soal keberadaan PAL.

Ia menyebutkan sejumlah negara, seperti Singapura, Australia dan Inggris, juga memiliki program serupa untuk melahirkan atlet berkelas dunia (high performance class).

“Apa yang dilakukan Indonesia, juga meniru negara-negara lain. PAL tidak serta-merta muncul, tapi kami mencontoh keberhasilan yang sudah dicapai negara lain,” ujar Sutjipto yang juga Ketua Umum PB PODSI itu.

Advertisement

Ia mengatakan keterpurukan prestasi olahraga Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, karena tidak adanya sistem pembinaan yang jelas dan terukur.

“Sistem pelatnas dadakan dan hanya digelar ketika akan ada event, sudah tidak relevan lagi. Yang namanya pembinaan itu harus berkesinambungan dan terus-menerus,” ujarnya.

“Kalau sistem seperti sekarang (pelatnas) masih dipertahankan, jangan berharap prestasi olahraga kita bisa maju. Tidak ada alasan, kita tidak bisa mengalahkan Thailand, Malaysia atau Filipina,” tambah Sutjipto.

Advertisement

Ia mengakui anggaran PAL sangat terbatas, sehingga harus ada skala prioritas cabang olahraga yang didanai.

Saat ini terdapat sekitar 18 cabang olahraga dengan lebih dari 230 atlet yang tergabung dalam PAL, untuk disiapkan menghadapi SEA Games 2009 di Laos.

“Kalau anggaran terbatas, kemudian harus dibagi rata ke semua cabor, bagaimana hasilnya bisa maksimal. Harus ada skala prioritas, cabor mana saja yang berpotensi besar meraih emas,” katanya.

Advertisement

Mengenai target medali emas pada SEA Games 2009, Achmad Sutjipto menambahkan masih menunggu hasil evaluasi dari induk cabang olahraga.

“Tapi kemungkinannya sekitar 50 hingga 53 medali emas, jika berharap bisa menempati peringkat ketiga,” tambahnya.

ant/fid

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif