Foto
Minggu, 21 November 2021 - 16:50 WIB

Peken Pinggul Melikan, Jajan Asyik Dibawah Rimbun Pohon Bambu di Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Burhan Aris Nugraha  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peken Pinggul di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten buka lagi. Pengunjung bisa menikmati aneka jajanan tradisional dibawah rimbun bambu. (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Setelah hampir dua tahun vakum, Peken Pinggul di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten buka lagi. Pasar yang hanya buka setiap selapan atau 35 sekali pada Minggu Legi itu memiliki banyak keunikan.

Diantara keunikannya yakni pedagang mengenakan pakaian tradisional. Makanan, jajanan, serta minuman yang disajikan mayoritas menu tradisional seperti pecel, tiwul, cenil, dawet, hingga mainan dari gerabah.

Advertisement

 

Suasana Peken Pinggul di Dukuh Bayat, Desa Melikan, Kecamatan Wedi dibuka lagi, Minggu (21/11/2021). (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

 

Makanan diusahakan semaksimal mungkin menggunakan daun jati atau daun pisang untuk menonjolkan kesan tradisional sekaligus meminimalisasi sampah plastik.

Advertisement

Keunikan lain yakni alat bayar yang digunakan. Tak ada rupiah di transaksi pedagang Peken Pinggul. Uang rupiah diganti dengan koin gerabah senilai Rp2.000 per koin. Cara itu dilakukan sekaligus mempopulerkan hasil kerajinan warga Melikan yang merupakan sentra kerajinan gerabah.

 

Diantara keunikannya yakni pedagang mengenakan pakaian tradisional. Makanan, jajanan, serta minuman yang disajikan mayoritas menu tradisional seperti pecel, tiwul, cenil, dawet, hingga mainan dari gerabah. (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

 

Advertisement
Warga menunjukkan koin gerabah senilai Rp2.000 per koin. Cara itu dilakukan sekaligus mempopulerkan hasil kerajinan warga Melikan yang merupakan sentra kerajinan gerabah. (Solopos/Taufik Sidiq Prakoso)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif