Foto
Jumat, 17 Desember 2021 - 20:37 WIB

Pembuatan Sodetan dan Tanggul Aliran Lahar Gunung Semeru

Newswire  /  Burhan Aris Nugraha  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto udara kondisi Kali Rejali yang dipenuhi material Gunung Semeru di Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (17/12/2021). (Antara/Budi Candra Setya)

Solopos.com, LUMAJANG — Pekerja menggunakan alat berat membuat sodetan aliran lahar hujan Gunung Semeru di Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (17/12/2021).

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mempercepat proses pembuatan tanggul dengan mengerahkan 22 eskavator dan 2 buldoser sebagai upaya mengembalikan aliran lahar ke jalur semula agar tidak meluber ke permukiman.

Advertisement

 

Pekerja menggunakan alat berat membuat sodetan aliran lahar hujan Gunung Semeru di Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (17/12/2021). (Antara/Budi Candra Setya)

 

Kegiatan tersebut dilakukan atas pertimbangan tiga bulan ke depan masih ada kemungkinan curah hujan tinggi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Advertisement

Sementara itu, masa tanggap darurat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru diperpanjang selama tujuh hari lagi, mulai Tanggal 18 hingga 24 Desember 2021 yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 188.45/549/427.12/2021.

 

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mempercepat proses pembuatan tanggul dengan mengerahkan 22 eskavator dan 2 buldoser sebagai upaya mengembalikan aliran lahar ke jalur semula agar tidak meluber ke permukiman. (Antara/Budi Candra Setya)

 

Advertisement
Erupsi Gunung Semeru mengakibatkan sedimentasi material lahar sekitar 27 meter dari ketinggian sebelumnya 57 meter terhitung dari jembatan geladak perak. (Antara/Budi Candra Setya)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif