SOLOPOS.COM - Sejumalh gunungan berisi hasil bumi diarak warga saat tradisi Boyong Pemerintahan ke-143 tahun di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (6/6/2023). (Antara/Prasetia Fauzani)
SOLOPOS.COM - Peserta mengikuti kirab budaya saat tradisi Boyong Pemerintahan ke-143 tahun di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (6/6/2023). (Antara/Prasetia Fauzani)
SOLOPOS.COM - Tradisi prosesi Boyong (pindahan) Pemerintahan Kabupaten Nganjuk dari Kecamatan Berbek ke Kota Nganjuk tersebut guna melestarikan budaya sekaligus mengingatkan masyarakat tentang sejarah Hari Jadi Nganjuk. (Antara/Prasetia Fauzani)
Solopos.com, NGANJUK — Peserta mengarak gunungan berisi hasil bumi saat tradisi Boyong Pemerintahan ke-143 tahun di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (6/6/2023).
Tradisi prosesi Boyong (pindahan) Pemerintahan Kabupaten Nganjuk tersebut guna melestarikan budaya sekaligus mengingatkan masyarakat tentang sejarah Hari Jadi Nganjuk.
Menurut sejarah, pada 6 Juni 1880 saat pemerintahan Bupati RM Adipati Sosrokoesoemo III terjadi perpindahan pusat pemerintahan dari Pendapa Berbek ke Pendapa Nganjuk.
Peserta mengikuti kirab budaya saat tradisi Boyong Pemerintahan ke-143 tahun di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (6/6/2023). (Antara/Prasetia Fauzani)
Tradisi prosesi Boyong (pindahan) Pemerintahan Kabupaten Nganjuk dari Kecamatan Berbek ke Kota Nganjuk tersebut guna melestarikan budaya sekaligus mengingatkan masyarakat tentang sejarah Hari Jadi Nganjuk. (Antara/Prasetia Fauzani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di WhatsApp Komunitas dengan klik Solopos News Update dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.