Solopos.com, KARANGASEM — Warga saling serang dengan daun pandan berduri saat mengikuti tradisi Mekare-kare atau perang pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali, Minggu (11/6/2023).

PromosiIwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Tradisi setahun sekali bulan Juni itu dilakukan warga setempat sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra atau Dewa Perang. Desa Tenganan ini masuk salah satu desa tertua di Bali dan desa ini disebut Bali Aga.

Upacara Perang Pandan/Mekare-kare ini diadakan 2 hari dan merupakan bagian dari upacara Sasih Sembah, yaitu upacara keagamaan terbesar di Desa Tenganan.

Perang ini menggunakan pandan berduri diikat menjadi satu berbentuk sebuah gada, sementara untuk perisai yang terbuat dari rotan dan wajib diikuti setiap pria mulai remaja di desa ini.

Semua luka gores diobati dengan ramuan tradisional berbahan kunyit yang konon sangat ampuh untuk menyembuhkan luka.

 

Peserta saling menyerang dengan daun pandan berduri saat mengikuti tradisi Mekare-kare atau perang pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali, Minggu (11/6/2023). (Antara/Fikri Yusuf)

 

Tradisi setahun sekali itu dilakukan warga setempat sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra atau Dewa Perang. (Antara/Fikri Yusuf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi