Solopos.com, SOLO — Warga keturunan Tionghoa memiliki tradisi serupa Sadranan, yakni tradisi Ching Bing. Tradisi tersebut dilakukan setiap awal April.

PromosiRiwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Ching Bing merupakan tradisi warga keturunan Tionghoa yakni bentuk penghormatan dan doa bagi leluhur. Umat Konghucu diwajibkan menghormati leluhur karena mereka merupakan orang yang berjasa semasa hidupnya.

Umat memberikan penghormatan dengan menyediakan sesaji yang memiliki makna.

 

Umat Khonghucu melihat nama-nama leluhur sebelum mengikuti sembahyang pada tradisi Ching Bing di halaman Rumah Duka Tiong Ting, Jebres, Solo, Minggu (10/4/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

 

Baca Juga: Ada Makam Belanda dan Tionghoa di Kawasan PG Karanganom Klaten

Seperti yang dilakukan umat Khonghucu bersembahyang serta membakar kertas berupa nama leluhur pada tradisi Ching Bing di halaman Rumah Duka Tiong Ting, Jebres, Solo, Minggu (10/4/2022).

Tradisi tersebut digelar kembali setelah vakum saat pandemi Covid-19.

 

Warga keturunan Tionghoa membakar kertas berupa nama leluhur saat mengikuti sembahyang Ching Bing di halaman Rumah Duka Tiong Ting, Jebres, Solo, Minggu (10/4/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

 

Tradisi Ching Bing merupakan tradisi sadranan warga keturunan Tionghoa yakni sembahyang untuk penghormatan dan doa bagi leluhur. (Solopos/Nicolous Irawan)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi