Seorang demonstran melakukan aksi tidur di jalan demi mengadang konvoi tank Leopard TNI AD sesaat sebelum iring-iringan alat tempur utama sistem pertahanan (alutsista) terbaru TNI itu memasuki kawasan Nol Kilometer Kota Jogja, Jumat (10/10/2014). Demonstran melakukan aksi itu demi menunjukkan sikap politik mereka terhadap diterimanya sistem perwakilan dalam pemilihan kepala daerah oleh DPR untuk dituangkan dalam undang-undang. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Leopard diadang demonstran UU Pilkada, Jumat (10/10/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

PromosiIsra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Seorang demonstran melakukan aksi tidur di jalan demi mengadang konvoi tank Leopard TNI AD sesaat sebelum iring-iringan alat tempur utama sistem persenjataan (alutsista) terbaru TNI itu memasuki kawasan Nol Kilometer Kota Jogja, Jumat (10/10/2014). Demonstran melakukan aksi itu demi menunjukkan sikap politik mereka terhadap diterimanya sistem perwakilan dalam pemilihan kepala daerah oleh DPR untuk dituangkan dalam undang-undang.

Bukan sekali ini saja tank Leopard digunakan sebagai komoditas politik oleh kekuatan politik tertentu negeri ini. Kendati TNI senantiasa menyatakan netral dalam pemilihan umum, tank Leopard sempat pula dimanfaatkan sebagai komoditas kampanye hitam oleh salah seorang calon presiden dalam Pilpres 2014 lalu. Dalam materi kampanyenya yang disiarkan televisi secara nasional, oknum capres itu menuding main battle tank seberat 60 ton terbaru TNI AD itu bisa merusak jembatan dan jalan sehingga tak layak dibeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi