Solopos.com, GROBOGAN — Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, menjadi sentra produksi garam yang terbuat dari air sumur di tengah ladang dan lokasinya berjarak seratusan kilometer dari laut.

PromosiGonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Produksi garam yang unik dan langka karena bahan bakunya berasal dari air yang didapat dari sumur sekitar dan memiliki rasa yang khas dan lebih gurih bila dibandingkan dengan garam laut. Produksi garam di Desa Jono sudah beroperasi sejak masa penjajahan Belanda dan dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram.

 

Petani menuangkan air ke klakah atau bilah bambu saat proses produksi garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). (Antara/Yusuf Nugroho)

 

Petani mengeruk garam dari  bilah bambu saat panen garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, (Antara/Yusuf Nugroho)

 

Petani menuangkan air yang diambil dari sumur disekitar area produksi garam saat proses produksi garam Jono di Desa Jono, Tawangharjo, Grobogan.  (Antara/Yusuf Nugroho)

 

Produksi garam yang unik dan langka karena bahan bakunya berasal dari air yang didapat dari sumur sekitar dan memiliki rasa yang lebih gurih bila dibandingkan dengan garam laut itu sudah beroperasi pada masa penjajahan Belanda dan dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram. (Detik.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi