Jakarta–Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Rabu (3/6) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,00 persen.

PromosiMoncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah NK Makhijani, di Jakarta, Rabu (3/6) mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi di dalam dan luar negeri.

Dalam triwulan pertama 2009, perekonomian Indonesia masih tumbuh 4,4 persen, terutama didukung pertumbuhan konsumsi, baik pada konsumsi rumah tangga maupun konsumsi Pemerintah.

Di tengah ketidakpastian pemulihan perekonomian global, kontraksi ekonomi di negara-negara mitra dagang utama masih berlangsung dan memberikan tekanan pada kinerja ekspor Indonesia, meskipun terdapat indikasi awal perekonomian dunia membaik.

Secara keseluruhan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk  2009 masih tetap tinggi dalam kisaran 3-4 persen.

Di sisi harga, tekanan inflasi terus menurun didukung oleh penguatan Rupiah dan terjaganya harga-harga barang kebutuhan pokok.

Sampai dengan Mei 2009 inflasi baru mencapai 0,1 persen (Januari-Mei) atau 6,04 persen (yoy), sehingga inflasi pada akhir 2009 masih sesuai dengan perkiraan semula yakni di kisaran 5-7 persen.

Namun BI tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi 2010 bersamaan dengan perkiraan kenaikan harga beberapa komoditi dunia.

Penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir berkontribusi positif terhadap stabilitas makro secara keseluruhan. Membaiknya kondisi Neraca Pembayaran Indonesia dan meningkatnya jumlah cadangan devisa menjadi faktor utama yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Pada akhir Mei 2009 jumlah cadangan devisa mencapai 57,9 miliar dolar AS, cukup untuk membiayai lebih dari 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Di sektor keuangan, kondisi perbankan nasional tetap terjaga dengan baik, dengan rasio kecukupan modal (CAR ) yang cukup tinggi (17,6 persen). Likuiditas perbankan, termasuk likuiditas pasar uang antar bank makin membaik dan DPK terus meningkat.

Selain itu, terdapat indikasi awal pemberian kredit oleh perbankan mulai meningkat, namun BI tetap mencermati potensi peningkatan risiko kredit.

Rasio kredit bermasalah (NPL) gross dan net masing-masing meningkat secara marginal yakni dari 4,5 persen dan 1,9 persen menjadi 4,6 persen dan 2,0 persen.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi